Senin, 08 April 2013

SOSIOLOGI INDUSTRI


PRINSIP-PRINSIP DASAR SOSIOLOGI INDUSTRI

Fokus dan Cakupan Sosiologi Industri


Sosiologi memusatkan perhatian kepada tindakan-tindakan manusia yang terbingkai dalam sejumlah aturan-aturan yang dibangun oleh sekumpulan manusia itu sendiri. Tindakan manusia juga terbingkai di dalam struktur sosial. Namun, sosiologi juga memperhatikan aspek dinamis dari tindakan. Individu mempunyai kemungkinan untuk mengelola tindakannya. Perspektif ini membuat sosiologi bersifat ganda. Meskipun begitu, di antara keduanya terdapat keterkaitan yang sangat erat.
Perkembangan sosiologi tidak dapat dilepaskan dari pemikiran para tokoh sosiologi klasik yang memberi sumbangan berharga melalui pengamatan mereka terhadap perubahan-perubahan besar di masyarakat Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! Agar Anda lebih memahami materi Kegiatan Belajar 1, coba Anda jelaskan kembali materi Kegiatan Belajar 1 dengan bahasa Anda sendiri. Anda juga harus menjelaskan konsepkonsep penting dalam materi 1 khususnya di Eropa. Revolusi industri dan berbagai revolusi sosial politik lainnya di negara Eropa menghasilkan beragam cara pandang di antara para sosiolog klasik mengenai perkembangan kapitalisme, rasionalisme, serta perubahan struktur sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi baik di tingkat masyarakat maupun khususnya di dalam organisasi kerja memberi sumbangan yang berarti bagi pengembangan sosiologi industri.
Teori-teori dalam Sosiologi Industri
Sosiologi industri mempunyai cakupan teori yang sangat luas. Ada tiga penyebabluas cakupan tersebut. Pertama, cakupan substansi yang dibahas di dalam sosiologi industri cukup luas. Kedua adanya perbedaan tingkat analisis yang menghasilkan keragaman berbagai teori. Ketiga adalah karena teori-teori yang digunakan di dalam sosiologi industri memiliki keragaman berdasarkan asal pemikirannya.
Luasnya cakupan seluruh teori yang digunakan di dalam analisis-analisis sosiologi industri itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori pendekatan. Pertama, pendekatan non-sosiologis. Kedua, pendekatan sosiologis. Ketiga, pendekatan hubungan industrial.
Pendekatan non-sosiologis di pelopori oleh kehadiran teori-teori yang mempunyai basis analisis psikologis. Pertama dan paling populer adalah teori manajemen ilmiah atau Taylorisme. Kedua adalah psikologi-manajerial. Sementara itu, teori-teori yang berbasis pendekatan sosiologis dapat dilihat dari teori Durkheim yang berpengaruh terhadap kategori teori hubungan antara manusia dari Elton Mayo, teori Dunlop.
SISTEM PRODUKSI

Sistem Produksi Primer, Gilda, dan Putting-Out

1. Sistem Produksi Primer
Sistem produksi primer banyak terdapat pada masyarakat agraris, biasanya terdiri dari suatu keluarga luas yang terdiri dari generasi pertama sampai generasi berikutnya. Kedudukan mereka dalam pekerjaan ditentukan oleh pertalian darah. Pembagian kerja rendah, hanya berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hubungan mereka lebih bersifat sosial. Pekerjaan sistem produk ini sepenuhnya tergantung kepada kebaikan alam. Seluruh hasil produksi untuk kepentingan konsumsi, persediaan paceklik dan dibarter dengan kebutuhan yang tidak dapat diproduksi sendiri. Sistem produksi ini lebih ditunjukkan bagi ketercukupan sandang, pangan dan papan. Sistem ini sebagian tergantung pada pihak lain karena tanah yang dikerjakan bukan miliknya sendiri atau pertimbangan keamanan.
2. Sistem Produksi Gilda
Gilda berukuran lebih kecil dari sistem produksi primer, merupakan sarana pelarian bagi petani karena berbagai sebab. Pada prinsipnya petani datang ke gilda harus diterima dan biasanya sudah berbekal keterampilan. Gilda Selain itu, teori-teori Max Weber dan Karl marx, sedangkan teori-teori berpendekatan hubungan industrial, terbagi ke dalam kelompok pemikiran unitaris, pluralis, dan radikalis.
Gilda dipimpin oleh seorang master (tua) yang memiliki keterampilan, modal, alat, dan cenderung mengembangkan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! alat-alatnya, walaupun belum mampu mengembangkan mesin. Master mengandalkan hidup dari barang-barang sekunder sehingga master harus membuat barang yang berkualitas dan standar, yang harus dijual sendiri ke pasar, karena itu sifat dasar gilda menjadi lebih tinggi. Setiap jenis gilda membentuk asosiasi induk untuk beberapa tujuan. Suasana dalam gilda masih bersifat kekeluargaan, bahkan kadang-kadang terjadi perkawinan antara anak master dengan karyawan gilda. Dalam perjalanan waktu, gilda menjadi lemah karena beberapa faktor, yaitu terhambatnya monolitas vertikal karyawan penuh untuk menjadi master, kompetisi tidak sehat di antara gilda itu sendiri, sejumlah pemilik gilda menjadi kaya raya, beberapa gilda beralih menjadi pedagang, dan luasnya pasar di luar negeri menjadikan gilda semakin bergantung pada pedagang ekspor.
3. Sistem Produksi Putting-out
Jumlah saudagar kaya dan kuat menjadi semakin besar. Kekayaannya diperoleh dari perdagangan luar negeri, jarahan di negara koloni, memonopoli perdagangan, dan menghancurkan gilda yang terdapat di negara koloni.
Dengan semakin besarnya pasar di luar negeri, gilda tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar sehingga pedagang memanfaatkan petani. Pada awalnya petani harus menyediakan alat dan modal sendiri, tetapi pada perkembangan berikutnya, alat, modal, dan pemasaran ditangani oleh pedagang. Sistem produksi putting-out runtuh karena sulitnya mengontrol ketepatan penyelesaian produksi, beragamnya waktu penyelesaian produksi, sukarnya mengontrol (pengawasan), serta sulitnya melakukan pembagian dan penggunaan mesin baru sehingga sulit menekan biaya produksi atau meningkatkan produksi.


Sistem Produksi Pabrik

Sistem produksi pabrik muncul seiring dengan munculnya industrialisasi. Penemuan mesin-mesin berpresisi tinggi menghasilkan mutu, memudahkan pekerjaan manusia, tidak banyak membutuhkan banyak tenaga manusia dan meningkatkan jumlah produksi. Dengan kehadiran mesin, pekerjaan dipecah menjadi banyak
sehingga setiap orang tidak selalu memerlukan keterampilan khusus yang membutuhkan biaya mahal.

Ada beberapa keuntungan bila pekerjaan dibagi dalam banyak bagian, yaitu pekerjaan kecil dan sederhana dapat dikerjakan semua orang, produktivitas setiap pekerja menurut satuan pekerjaannya menjadi meningkat, dan produktivitas akhir setiap pekerja meningkat pesat.


Sistem produksi pabrik berbeda menyolok dengan sistem produksi primer, gilda, dan putting-out pada fakta bahwa seluruh modal, alat dan alat mesin hingga pemasaran sepenuhnya dikuasai oleh pedagang/ pengusaha sehingga pengusaha mempunyai posisi tawar yang sangat kuat. Oleh karena itu, dapat dimengerti bila orientasi pokok pengusaha hanya tertuju pada kapasitas paham bagaimana orang dapat terus memupuk dan meningkatkan investasinya. Hubungan antara karyawan dan pengusaha adalah formal. Untuk menekan ongkos produksi, pengusaha tidak segan-segan mempekerjakan wanita dan anak-anak.


PEKERJAAN


Hakikat Kerja


Keith Grint berusaha menjelaskan definisi kerja sebagai tindakan yang dapat menjamin keberlangsungan (survival) individu dan masyarakat. Karena itu, tindakan seperti menulis buku, bermain drama, mengajar dapat dipandang sebagai kerja meskipun tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan
suatu masyarakat.
Tony J. Watson mendefinisikan kerja sebagai aktivitas-aktivitas yang dapat membantu manusia bertahan hidup (make a living) dalam suatu lingkungan masyarakat. Istilah bertahan hidup dalam definisi Watson bukan hanya menunjuk pada usaha untuk memproduksi barangbarang material, tetapi juga meliputi ketahanan fisik (physical survival) dan aspek budaya yang berhubungan dengan eksistensi manusia.
Aspek budaya dari kerja berhubungan dengan sikap atau konsepsi suatu masyarakat terhadap kerja. Sikap terhadap kerja sangat beragam antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Keragaman sikap ini merefleksikan nilai-nilai dan terkadang kepentingan suatu masyarakat yang mendukung budaya tersebut.


Pola kerja di era industrialisasi tidak bisa lagi didasarkan pada orientasi kerja melainkan pada ketentuan waktu. Waktu adalah uang, tidak bisa disia-siakan begitu saja, tetapi harus dimanfaatkan. Buruh tidak bisa lagi mengontrol pola kerja mereka, tetapi dipaksa untuk bekerja seharian di pabrik.
Kerja sangat berkaitan dengan ruang dan waktu. Definisi kerja sangat berhubungan dengan konteks masyarakat setempat. Ada kegiatan bagi sebagian masyarakat adalah kerja, tetapi bagi masyarakat lain bukan kerja. Karena itu, kerja memiliki dimensi sosial atau konstruksi sosial.
Definisi tentang kerja sering kali tidak hanya menyangkut apa yang dilakukan seseorang, tetapi juga menyangkut kondisi yang melatarbelakangi kerja tersebut, serta penilaian sosial yang diberikanterhadap kerja tersebut.

Dengan mempertimbangkan kritik terhadap beberapa dikotomi kerja maka kerja dapat didefinisikan sebagai segala hal yang dikerjakan oleh seorang individu baik untuk subsistensi; untuk dipertukarkan atau diperdagangkan; untuk menjaga kelangsungan keturunan dan kelangsungan hidup keluarga atau masyarakat.


Proses Kerja dan Keterasingan


Proses kerja adalah suatu sarana di mana bahan-bahan mentah (raw materials) diolah untuk menjadi produk oleh tenaga manusia dengan bantuan alat atau mesin. Seseorang bisa mengalami ketidakpuasan dalam bekerja atau bahkan mengalami situasi keterasingan (alienation). Situasi keterasingan merupakan perwujudan dari perasaan ketidakberdayaan, hampa, terisolasi secara sosial atau keterasingan diri (self-estrangement). Dalam situasi demikian, seseorang merasa tidak memiliki alasan untuk mencurahkan tenaga dan pikiran untuk pekerjaannya. Keterasingan atau alinenasi dianalisis oleh Blauner dengan cara mengkategorikannya ke dalam empat dimensi. Pertama, ketidakberdayaan (powerlessness), yakni tidak adanya kekuatan buruh untuk mengontrol hasil kerjanya. Kedua, kehampaan makna (meaninglessness), yaitu buruh tidak menemukan makna dari aktivitas kerjanya. Ketiga, isolasi (isolation), yaitu buruh tidak terintegrasi secara sosial ke dalam aktivitas kerja. Keempat, terasing dari diri sendiri (selfestrangement), yaitu buruh tidak menjadi bagian dari proses kerja.

Selasa, 02 April 2013


Hai  kawan kawan, tak terasa sudah 3 tahun berada di SMPN 5 Karawang barat dan sebentar lagi akan meninggalkan SMP tercinta (amin). Sebenarnya berat sih, tetapi  demi masa depan yang baik.
banyak banget pengalaman yang aku dapatkan, mulai dari iseng, sedih, senang, kecewa, yang lucu-lucu, bahagia . guru - guru , sahabat , teman teman adi kelas, makasih ya udah buat hari hariku penuh warna

Buat adik kelas terus bekerja keras dan berusaha untuk menjadi  lebih baik dari kaka kelas mu yang katanya “NAKAL” ini . dan untuk sekolah , semoga semakin maju  prestasinya (amin).
Sekian dari saya
Sampai bertemu kembali  kawan kawan
banyak banget pengalaman yang aku dapatkan, mulai dari iseng, sedih, senang, kecewa, yang lucu-lucu, bahagia . guru - guru , sahabat , teman teman adi kelas, makasih ya udah buat hari hariku penuh warna